Pandangan Ekologis Agama Masyarakat Bajo Di Sulawesi Tenggara, Indonesia

LATAR BELAKANG

Masyarakat Bajo adalah kelompok etnis yang unik, karena tidak seperti kebanyakan orang lain yang tinggal di dasart, mereka hidup di laut. Oleh karena itu mereka lebih dikenal sebagai orang laut. Masyarakat Bajo percaya bahwa laut adalah warisan besar atau pusaka dari nenek moyang mereka. Laut tidak hanya sebagai tempat untuk hidup atau mencari penghidupan, tetapi jauh lebih dari dari itu, laut adalah jantung untuk seluruh hidup mereka. Pandangan ekologis masyarakat Bajo sangat dipengaruhi oleh kepercayaan asli mereka. Sebagai orang laut yang hidup di laut, mereka memiliki kesadaran bahwa diri mereka, masyarakat mereka, dan kehidupan mereka secara umum adalah bagian dari kehidupan laut itu sendiri.

Pandangan ekologis juga mencakup pengetahuan geografis, pengetahuan tentang tempat atau lokasi tertentu, dan memberi nama ke tempat atau lokasi tersebut. Ketika orang-orang darat mengidentifikasi dan memberi nama ke tempat-tempat tertentu di darat, orang Bajo juga mengidentifikasi dan memberi nama ke tempat atau lokasi tertentu di laut. Orang Bajo percaya bahwa di tempat-tempat suci ini dijaga oleh arwah, di mana pemali (tabu) tertentu, aturan khusus atau kode perilaku berlaku di tempat-tempat ini. Suku Bajo juga menganggap bahwa beberapa hewan atau spesies adalah hewan suci, oleh karena itu dilarang menangkap atau mengkonsumsinya.

Meskipun orang Bajo mengembangkan pandangan ekologis mereka berdasarkan kepercayaan asli mereka, tetapi harus diakui bahwa beberapa dari mereka juga terlibat dalam praktik penangkapan ikan illegal. Fakta ini tampaknya ironis dan aneh, karena pandangan ekologis yang didasarkan pada kepercayaan masyarakat adat dianggap sebagai kebijaksanaan dan sesuata yang baik atau etis, dan konservatif, yang berarti mempromosikan semangat untuk melestarikan alam. Namun, keterlibatan beberapa orang Bajo dalam praktik penangkapan ikan ilega adalah sesuatu yang buruk atau tidak etis, dan bahkan merusak alam.

TANGGAL DAN TEMPAT

AIFIS bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO) akan menyelenggarakan kegiatan ini pada :

Tanggal      : Kamis, 2 Januari 2020

Waktu        : 13.00 – 15.00 WIB

Tempat      : Auditorium, Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO)

                    JL. Ki Ageng Giring, Bansari Kepek, Wonosari Gunung Kidul

PEMBICARA

Benny Baskara, Ph.D. - AIFIS Fellow, Dosen Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara

IMG-20191219-WA0003.jpg