LATAR BELAKANG
Diskusi Serial Agama dan Lingkungan yang pertama ini akan membahas dua hal. Pertama, bagaimana teks agama (Islam) dalam memangdang persoalan lingkungan hidup. Ajaran Islam dengan tegas memberikan anjuran berbuat kebaikan dan tidak berbuat kerusakan (QS al-A’raf: 35 dan 56), menghormati segala makhluk di bumi karena mereka juga umat seperti halnya manusia (QS al-An’am: 38) dan sebagai khalifah, manusia telah sanggup menerima amanah, sedangkan makhluk yang lain seperti langit, bumi, dan gunung-gunung tidak menerimanya (QS a;-Ahzab: 72).
Kedua, bagaimana praktik kearifan lokal dalam menjaga lingkungan hidup. Pembahasan kedua ini akan mengambil kasus masyarakat Bajo, Sulawesi Tenggara dalam menjaga ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan mereka. Masyarakat Bajo adalah kelompok etnis yang unik, karena tidak seperti kebanyakan orang lain yang tinggal di darat, mereka hidup di laut. Masyarakat Bajo percaya bahwa laut adalah warisan besar atau pusaka dari nenek moyang mereka. Laut tidak hanya sebagai tempat untuk hidup atau mencari penghidupan, tetapi jauh lebih dari dari itu, laut adalah jantung untuk seluruh hidup mereka. Pandangan ekologis masyarakat Bajo sangat dipengaruhi oleh kepercayaan asli mereka. Sebagai orang laut yang hidup di laut, mereka memiliki kesadaran bahwa diri mereka, masyarakat mereka, dan kehidupan mereka secara umum adalah bagian dari kehidupan laut itu sendiri.
KEGIATAN
AIFIS bekerjasama dengan LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta akan menyelenggarakan kegiatan ini pada :
Tanggal : Sabtu, 4 Januari 2020
Waktu : 08.30 – 11.30 WIB
Tempat : Aula Pesantren UNU Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta
Jl. Bantul Km. 8.5 Yogyakarta (Eks Mess Persiba Bantul)
PEMBICARA
Benny Baskara, Ph.D. - AIFIS Fellow, Dosen Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara
Muhammad Faiq, M.A. - Pengasuh Pesantren UNU DIY